'Rogue One: A Star Wars Story' Review dan Analisis : Big Space Battle [Spoilers]
Ketika Star Wars dibeli oleh Disney dari Lucas Film dengan harga yang fantastis, mereka tanpa membuang waktu memerah keuntungan darinya dengan membuat 1 film yang berkaitan dengan Star Wars setiap tahunnya. Disney boleh dibilang tahu bagaimana membuat franchise yang selalu laku keras dan disukai oleh pasar, dan Star Wars sudah menjadi salah satu produknya yang paling menguntungkan saat ini. Rogue One adalah film yang dirumorkan muncul 2 tahun silam bersamaan dengan munculnya berita Star Wars VII. Berbeda dengan film sebelumnya yang mengambil cerita di masa depan, kali ini Rogue One merupakan sebuah prequel dari Star Wars IV: A New Hope. Meskipun promosinya tidak sebesar yang Disney lakukan seperti pada Star Wars VII: The Force Awakens, hype terhadap film ini langsung meledak begitu trailer pertamanya keluar.
Plot
Menceritakan Jyn Erso yang merupakan seorang anak perempuan dari Galen Erso, seorang ilmuwan juga arsitek yang mendesain Death Star senjata yang berbentuk seperti bulan dan memiliki kekuatan untuk menghancurkan planet. Ditinggal oleh ayahnya dan kematian ibunya ia harus hidup dibawah naungan Saw Garrera, seorang mantan pasukan pemberontak yang radikal. Jyn bersama dengan sekelompok kecil dari pasukan pemberontak yang menjuluki diri mereka Rogue One, memiliki keberanian untuk menyusup ke markas besar kerajaan dengan keamanan super tinggi untuk mencuri denah dari Death Star yang tentunya digunakan untuk menghancurkan senjata yang bisa mengancam pasukan pemberontak dan kedamaian di galaksi.
Death Star, Senjata Penghancur Planet Milik Kerajaan. (Lucasfilm)
Sepanjang ceritanya seolah berfokus untuk memotivasi Jyn Erso dan kawan-kawannya untuk mengambil misi bunuh diri tersebut dengan tujuan mulia yaitu menyelamatkan Galaksi dari ancaman senjata milik kerajaan, oleh sebab itu saya merasa bahwa ceritanya sederhana. Trailer dari film ini tidak teralu mengekspos karakter atau ceritanya yang berlebihan, sehingga ketika menontonnya saya bisa menemukan berbagai hal termasuk bertemu dengan karakter-karakter lamanya. Plot ceritanya memang sederhana dan simple, namun dalam film ini menjawab teka-teki besar bagaimana putri Leia mendapatkan denah dan mengapa Death Star begitu mudah dihancurkan begitu saja tanpa alasan yang jelas, plot hole yang sudah berpuluh-puluh tahun itu terjawab dalam film ini.
Namun uniknya, Rogue One melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh film-film Star Wars lainnya, yaitu banyak menampilkan flashback dari pemeran utamanya Jyn Erso. Bagusnya lagi flashback tersebut dihadirkan secara singkat dan tidak mengambil porsi yang besar dalam film, hal ini membuat kita yang melihat bisa menjadilebih fokus terhadap cerita utamanya untuk mencuri denah Death Star namun juga mengetahui lebih jauh masa lalu dari beberapa karakternya.
Star Wars dikenal sebagai film yang ringan ceritanya, tentunya dengan komedi dan kalimatnya yang khas “i got a bad feeling about this”. Namun dalam film ini terkesan sangat serius pada bagian awalnya dan hanya beberapa karakter saja yang bisa menceriakan kemuraman sepanjang film. Anda yang baru melihat filmnya mungkin merasa ingin secara perlahan beharap memahami ceritanya yang tergolong cepat dan mungkin bisa dibilang terburu-buru untuk masuk kebagian inti dari film tersebut.
Meskipun ceritanya terasa cepat, namun saya bisa menemukan petunjuk-petunjuk baru mengapa karakter yang seharusnya ada di film ke-4 tetapi tidak dimunculkan seperti ayah Leia Senator Organa yang hilang begitu saja di film ke-4. Dengan adanya Rogue One pertanyaan-pertanyaan yang sebagian besar terjawab, dan membuat universe dalamnya lebih terbuka luas.
The Truly Space Battle
Jujur saja pada awal film saya merasa bosan karena ceritanya yang bisa dibilang klise ditambah alurnya yang cepat dan banyak hal yang kurang penting ditampilkan. Tetapi kekecewaan tersebut ditutupi dengan perang skala besar antara tentara kerajaan dan pemberontak. Perang antar pesawat tempur yang menegangkan dengan menggunakan efek fantastis ditambah musik yang ikut meramaikan suasana membuat kita sulit sekali mengalihkan perhatian dari filmnya. Kita akan melihat berbagai pesawat lama atau baru muncul disini, dan betapa beraninya para pemberontak dalam melawan tentara kerajaan. Perang sengit antar keduanya yang tidak kenal menyerah dan gigih untuk menghancurkan satu sama lain sangat terasa menegangkan. Banyak berbagai jenis pesawat di film ini yang tentunya relevan pada film sebelumnya. Pertarungan ini seperti pada film-nya yang ke-6 dimana mereka mengerahkan seluruh pasukan tempur mereka untuk menghancurkan satu sama lain, jika anda merasa kurang puas pada pertarungan dan aksi gila x-falcon yang ada di filmnya yang ke-7, hasrat anda akan terpuaskan disini karena atraksi para pilotnya tidak kalah seperti anakin mengendalikan pesawatnya. Semua pilot disini terutama pasukan pemberontak terlihat skill dan kemampuan mereka yang tidak bisa kita remehkan.
Namun sayangnya hal ini tidak berlaku pada pasukan kerajaan yaitu troopers. Seolah memiliki penyakit lamanya mereka terlihat sering kali meleset ketika menembak, dan yang paling tidak masuk akalnya mungkin anda akan temukan sendiri di filmnya, karena menurut saya mustahil untuk dilewatkan karena cukup lucu. Jika melihat trailernya, kita dijanjikan bakalan ada berbagai jenis troopers dan yang terlihat adalah Death Troopers, pasukan serba hitam yang tergolong elit dalam kerajaan dan pastinya memiliki kemampuan membunuh yang jauh diatas pasukan biasa yaitu Stroom Troopers. Sayangnya meski banyak jenis dari Troopers tersebut malah digambarkan mereka seolah tidak jauh berbeda dengan Stroom Troopers pada umumnya, mereka sering meleset, gampang dikalahkan, dan tidak memiliki sebuah ciri khas satupun yang cukup memorable atau meyakinkan bahwa mereka berbeda level dengan Stroom Troopers.
Death Troopers. (Lucasfilm)
Pertanyaan yang sering ditanyakan ke-saya adalah, apakah ada lightsaber yang akan muncul disini? Jawabannya ya, meski hanya 2-3 menit saja namun kemampuan Vader menggunakan pedang tersebut membuat saya bengong. Koreografi dan kemampuannya dalam menggunakan force jauh melebihi ekspetasi saya dan membuat image pertarungan lightsaber yang lucu pada film lamanya. Rogue One membuat saya memiliki pandangan yang baru terhadap Darth Vader, dimana ia benar-benar seorang sosok yang tidak seharusnya diremehkan dan layak untuk ditakuti. Saya merasakan merinding ketika Vader membantai satu persatu tentara kerajaan yang sangat ketakutan dan putus asa ketika bertemu dengannya, horor yang begitu kental terlihat dari wajah-wajah pasukan pemberontak yang berteriak untuk diselamatkan. Meski hanya sekilas, saya bisa melihat bahwa Anakin telah berubah banyak disini dan menjadi seorang Sith yang mengerikan, ditambah tetap menggunakan suara yang di isi oleh James Earl Jones dimana ia sebelumnya adalah pengisi suara Vader yang asli sekaligus menambah suasana lebih mencekam.
Darth Vader. (Lucasfilm)
New Face of Rebellion Army
Saya merasa bahwa tentara pemberontak dalam film ini terasa lebih gelap dan kejam yang dari pernah digambarkan sebelumnya. Jika kita mengenal tentara pemberontak yang selalu membela kebenaran, baik hati, dan terkesan suci, tetapi tidak dalam film ini, tentara pemberontak tak sama bedanya dengan tentara kerajaan dimana mereka juga melakukan sabotase, pembunuhan, menjadi penyelundup, mata-mata, dan berbagai hal kotor lainnya. Meskipun digambarkan sebagai kelompok yang kejam namun jika kita melihat kembali justru lebih masuk akal, disini mereka sedang berperang dengan kerajaan dimana bukan lawan yang bisa dianggap enteng. Mereka juga harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dan menyingkirkan segala ancaman yang bisa membahayakan seluruh misi atau bahkan keselamatan semua anggota pemberontak.
Meskipun digambarkan kejam, namun kita masih melihat keberanian yang menjadi ciri khas tentara pemberontak. Mereka masih orang-orang baik yang memperjuangkan kebebasan di galaksi yang terancam oleh keberadaan kerajaan yang mengontrol galaksi. Keberanian mereka hanya membutuhkan 1 hal dan hal tersebut tidaklah berlebihan, yaitu harapan, meskipun terdengar sedikit cringey namun hal itu adalah ciri khas tentara pemberontak sejak dulu dan mereka tidak menghilangkannya disini.
Same like old days
Sebuah tantangan untuk menampilkan film yang memiliki detail dari film lamanya yaitu Star Wars IV yang keluar pada tahun 1977. Meskipun bukanlah hal yang sulit mengingat akan kemajuan teknologi saat ini, namun hal itu bukanlah alasan untuk menyepelekan hal ini. Orang-orang yang melihat film ini tentunya akan bernostalgia kembali dimana mereka pastinya akan senang apabila menemukan pesawat-pesawat luar angkasa, kostum-kostum tentara kerajaan atau pemberontak masih sama seperti pada tahun 1977. Studio dan orang-orang yang mengerjakan film ini sepertinya sangat memperhatikan detail tersebut, bayangkan saja bahkan bagaimana Death Star menembakkan lasernya ke planet-pun terlihat sama seperti yang dahulu. Orang-orang yang memainkan karakter pada tahun 1977 mungkin sudah ada yang wafat dan sudah berumur untuk dihadirkan sebagai cameo atau malah menjadi salah satu karakter kunci dalam filmnya, tetapi hal itu bukanlah alasan mengingat teknologi sekarang bukanlah hal yang mustahil untuk memanipulasi wajah atau suara.
Not always “Jedi” or “Anakin” Family but the Force is Strong
Seperti yang kita tahu bahwa Star Wars selalu identik dengan Jedi dan seluruh serinya (1 sampai 7) akan serba berhubungan dengan keluarga Anakin. Disini anda akan dikenalkan lebih banyak mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan pasukan pemberontak termasuk aksi-aksi mereka yang dikenal tanpa kenal rasa takut dalam menghadapi musuh. Semua karakter utama dalam Star Wars sebelumnya bisa menggunakan atau dekat dengan force, tetapi Jyn yang menjadi tokoh utama disini sama sekali tidak bisa menggunakan force.
Berbicara mengenai force, uniknya disini force lebih terlihat sebagai sebuah keyakinan yang dipercaya oleh orang-orang akan melindungi mereka setiap saat dan mereka yang mempercayai pada keyakinan tersebut tidak bisa atau mengetahui bahwa force bisa digunakan untuk hal-hal tertentu. Karakter Jyn Erso membawa angin segar dalam film Star Wars dimana karakter utamanya di galaksi yang sedang berperang ini sama sekali tidak menggunakan force yang bisa memberikan dirinya keuntungan, selain tidak bisa menggunakan force ia bahkan tidak bisa mendengar suara dari force. Keluarga Jyn Erso memang bukanlah dari keluarga yang memiliki hubungan yang kuat dengan force dan Jedi pada saat itu sudah musnah bersama dengan ajaran-ajaran force-nya.
Tidak hanya kedua planet itu saja yang ditunjukan, namun kita bisa melihat banyak planet baru seperti markas kerajaan yang menyimpan denah Death Star di planet Scarif yang terlihat memiliki iklim tropis, atau laboratorium tempat merancang senjata-senjata mematikan milik kerajaan. Tidak hanya itu saja, kita diperlihatkan 2 planet yang berkaitan dengan Jedi. Jedha adalah planet pertama muncul dan yang disebut-sebut sebagai tanah kelahiran atau awal mula munculnya Jedi selama ini. Pada Jedha kita bisa melihat reruntuhan dan kehancuran sisa-sisa dari kuil Jedi yang telah dihancurkan Kerajaan. Kemegahaan yang telah hancur tersebut ditampilkan dengan sangat mengagumkan, anda seperti ingin berada disana, melihat rumah spiritual para jedi telah hilang menjadi reruntuhan, biarpun tidak dijelaskan dengan rinci namun kita bisa melihat bahwa sekte terbesar dan terkuat dalam galaksi pun bisa dihancurkan akibat pengkhianatan oleh 1 dan 2 orang yang ada di dalamnya. Sekali lagi kita dibawa ke planet yang tidak asing yaitu planet Mustafar, dimana ditempat epik ini terjadi pertempuran hidup dan mati antara Obi-wan dan muridnya Anakin Skywalker, yang sepertinya telah menjadi tempat dari istana Darth Vader. Planet penuh magma ini menjadi saksi biksu bagaimana Anakin muda kalah, dan terlahir kembali menjadi penjahat paling ikonik diseluruh jagat perfilman, Darth Vader.
Planet Scarif, Tempat Denah Death Star Berada. (Lucasfilm)
Kastil Tempat Darth Vader Beristirahat, Berada Di Planet Mustafar. (Lucasfilm)
Planet Jeddah, Tempat Kuil Jedi Berada. (Lucasfilm)
The Iconic Duo
Sebenarnya ada 2 iconic duo disini dimana pasangan tersebut adalah Chirrut Imwe dan Baze Malbus, dan anggota pemberontak bernama Cassian Andor dan sebuah robot android bernama K-2SO. Pasangan-pasangan ini yang membuat film ini hidup dan menarik untuk dilihat, seperti Chewbacca dan Han Solo atau 3-CPO dan AR2-D2, karakter mereka memiliki Chemistry yang sesuai seperti keduanya telah mengenal satu sama lain sejak lama, dari dialog dan tingkahnya yang aneh mereka tidak hanya menjadi figuran saja namun berhasil menjadi karakter dan pasangan yang cukup memorable bagi saya.
Chirrut Imwe seorang pendekar buta dan Baze Malbus yang merupakan tentara bayaran bisa dibilang sebagai pengganti Jedi dalam film ini karena aksi mereka dalam melawan Storm Troopers patut diacungi jempol. Star Wars tanpa aksi bela dirinya yang khas bukanlah Star Wars. Donnie Yen yang berperan sebagai Chirrut Imwe tampil sangat garang dan kickass disini dan satu-satunya yang terlihat bisa menggunakan kemampuan force, ia mampu melibas semua tentara kerajaan dan menghindari semua blaster yang ditembakkan oleh Storm Troopers tentunya berkat dengan bantuan Force. Chirrut Imwe juga sebagai salah satu dari sedikit orang yang bisa membawa gelak tawa dalam film ini. Baze Malbus yang diperankan oleh Wen Jiang juga menjadi tokoh ke-2 yang aksinya patut disejajarkan dengan Chirrut Imwe meskipun tidak begitu memorable. Dengan adanya karakter Baze Malbus kita bisa melihat kembali karakter yang berlatar belakang tentara bayaran seperti Bobba Fett. Tentara bayaran sering kali menjadi tokoh antagonis dalam setiap series Star Wars, namun disini Baze bisa menjadi salah satu tokoh heroik yang berjasa untuk merebut denah dengan taruhan nyawanya. Meski hanya mengucapkan sedikit dialog saja disini, Baze bersama dengan Imwe bisa sangat pas untuk menjadi duo ikonik disini mungkin karena keduanya berasal dari negara yang sama.
Pasangan ikonik lainnya adalah Cassian Andor dan K-2SO. Sangat aneh rasanya jika film Star Wars tidak dihiasi oleh seorang robot yang cerewet seperti 3-CPO dan hal itu dihadirkan melalui K-2SO yang suaranya diisi oleh Alan Tudyk, meskipun K-2SO hanya menjadi satu-satunya robot yang menonjol disini ia tidak kalah menghiburnya dengan karakter-karakter lain. Uniknya ia memiliki kepribadian yang hampir mendekati dengan manusia dan juga serba bisa, ia seperti gabungan antara 3-CPO dan AR2-D2 dalam fungsinya sebagai robot yang juga berfungsi sebagai Co-Pilot dari pasangannya Cassian dan selalu menggerutu atas perintah dari Cassian namun tetap mematuhinya. Alan Tudyk yang menjadi pengisi suara dari K-2SO sangat menghibur, meski . Disini kita mendapat tentara pemberontak yang asli, yaitu Cassian Andor yang diperankan oleh Diego Luna. Ketika karakter ini muncul saya baru tersadar bahwa selama ini karakter pria utama dari Star Wars adalah orang-orang yang “mengaku” sebagai tentara pemberontak atau tidak bahkan tidak mengenal dan mengetahui apa itu tentara pemberontak seperti Luke. Karakter seperti Cassian Andor terlihat keras dan terkesan serius, ia adalah yang menjadi image bahwa tentara pemberontak tidak selalu baik dan benar. Cassian tidak segan-segan membunuh, menyabotase, menjadi mata-mata, dan berbagai hal kotor lainnya. Meskipun Cassian berhasil ditampilkan dengan memiliki kepribadian kejam seperti itu, ia tetap bertindak berdasarkan apa yang menurut dirinya benar, ia tidak segan-segan melawan atasan atau mengkritik para dewan yang teralu bertele-tele dalam mengambil sebuah keputusan, ia akan langsung bertindak diluar komando dan menjadikan dia sebagai tentara pemberontak yang ideal buat saya.
The Villain
Banyak penjahat dari film Star Wars yang dibuat hanya untuk kita benci seperti Palpatine, atau kita mulai bersimpati dan menyukai sang Villain seperti Darth Vader. Tokoh penjahat utama disini yaitu Orson Krennic yang diperankan oleh Ben Mendelson masuk dalam kategori pertama, dimana karakternya dibuat agar kita bisa membenci dirinya. Tidak ada kebaikan dalam dirinya, bahkan ia tanpa segan-segan menyingkirkan siapapun yang berani menghalangi rencana dia. Krennic memiliki ego yang besar dan selalu ingin menjadi pusat perhatian, ia selalu ingin dipandang sebagai yang terbaik oleh orang-orang atas kerajaan seperti Vader atau kaisar Palpatine itu sendiri. Ia memiliki ambisi yang besar, dan salah satunya adalah orang yang memegang penuh kuasa atas Death Star. Namun keinginan tersebut tidak berjalan mulus, ia dinilai kurang kompeten dalam menangani pasukan pemberontak dan para pengkhianat yang ada diantara orang-orang kepercayaannya. Ben Mendels berhasil memerankan Krennic yang memiliki karakter seperti yang saya sebutkan diatas dengan menampilkan karakternya yang seolah-olah aksi dan ucapannya menandakan bahwa dirinya tidak ingin gagal dalam menjalani tugasnya, dan ia menilai dirinya adalah satu-satunya orang yang pantas dalam mengendalikan Death Star. Ia ingin meraih keinginan tersebut agar ada dalam gengamannya namun seberapapun ia berusaha, ia tidak bisa meraihnya.
Seperti yang saya bilang bahwa ada tokoh jahat lain selain Vader yang hadir dalam film ini, Grand Moff Tarkin adalah tokoh jahat yang ditampilkan menggunakan teknologi CGI dan memiliki porsi yang memang krusial dalam Rogue One. Saya tidak bisa membayangkan apa penjelasan dalam ceritanya jika karakter ini tidak dimunculkan, karena aktor sebelumnya, Peter Cushing, sudah meninggal pada tahun 1994. Dalam Rogue One anda akan mendapati bagaimana ia menjadi orang yang berhasil memegang kendali atas senjata kerajaan paling mematikan yaitu Death Star dari Krennic. Meski pada awalnya sangat terlihat menggunakan CGI, saya terkesan bahwa ia ditampilkan hampir menyerupai dengan karakternya di film ke-4. Grand Moff Tarkin adalah salah satu orang kepercayaan dari Palpatine yang memiliki sifat ambisius, kejam, dan tidak segan-segan dalam menghancurkan musuh kerajaan, sifatnya yang menggunakan ketakutan sebagai kekuatan untuk mengendalikan orang lain terlihat jelas, ia percaya bahwa ketakutan bisa membuat orang lebih disiplin, setia, dan patuh.
Saw Gerrera, the crazy one?
Saw Garrera adalah salah satu karakter yang ikut muncul pada awal film, dan bisa dibilang tokoh yang seharusnya digambarkan paling radikal dan gila disini. Saw adalah salah satu orang yang dipercaya oleh Galen Erso mengenai informasi Death Star meskipun membocorkan hal itu akan mempertaruhkan nyawanya. Diperankan oleh pemenang Oscar, Forest Whitaker, saya merasa bahwa karakternya kurang menggertak atau gila yang seperti seharusnya digambarkan.
Biar Karakternya tergolong penting, ia hanya mendapat sedikit peran dalam Rogue One. Saw Garrera tidak dijelaskan secara gamblang difilmnya, sehingga membuat saya hanya mengetahui sedikit dari karakternya. Yang membuat saya bertanya-tanya adalah, hubungan apa yang ia miliki dengan keluarga Jyn Erso sehingga mampu membuat mereka membelot dari pemerintah, meski alasan dari suami istri tersebut terdengar klise, tetapi kurangnya latar belakang dari Saw Garrera merasa saya kurang puas melihatnya.
Saw Garrera. (Giles Keyte / 2016 Lucasfilm Ltd.)
Masa lalu Saw hanya berupa rumor dan diceritakan melalui karakter-karakter lain. Biar terdengar bahwa Saw Garrera adalah kelompok pemberontak lain yang bisa membuat tentara kerajaan kocar-kacir, saya tidak melihat dan merasakan pengaruh dirinya dalam film ini. Ia seperti pemeran sampingan yang super singkat dan hanya ada untuk menyerahkan atau mewariskan pesan ayahnya kepada Jyn Erso. Saya tidak mengerti mengapa Forest Whitaker hanya mendapat porsi kecil dari filmnya, entah mungkin karena pemenang Oscar memiliki bayaran fantastis atau hal lainnya? Saya merasa bahwa seharusnya Saw Garrera bisa ditampilkan lebih garang dan betapa besar ketakutan yang ia sebarkan kepada tentara-tentara kerajaan pada saat itu jika ia mendapat porsi lebih, bukannya menjadi karakter tidak penting yang perannya serba tidak jelas disini.
Overall
Biar disebutkan bahwa film ini adalah cerita sampingan namun memiliki peran penting dari cerita utamanya di eksekusi super baik. Semua ceritanya relevan, bahkan kostum, laser Death Star, dan karakter lamanya berhasil dibangkitkan kembali sama seperti dahulu. Karena ceritanya yang relevan sekaligus solid, disini banyak menjawab berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para penyuka Star Wars sejak dahulu. Nostalgia di film ini seolah hadiah natal bagi para penggemar Star Wars, apalagi bisa melihat Villain kesayangan mereka yaitu Darth Vader.
Rogue One, nama kelompok itu yang berjasa mengambil denah Death Star patut dijuluki sebagai the real Sucide Squad. Anda akan mengerti apa resiko yang akan mereka terima, dan betapa mustahilnya misi yang dilaksanakan oleh kelompok tersebut. Biar sebagian besar awal ceritanya seolah hanya seperti memberi motivasi kepada Jyn dan kawan-kawan, namun hal itu akan terobati oleh perang luar angkasa maha dahsyat yang bisa menghibur anda.
Dari Rogue One, banyak image yang diubah. Seperti tentara pemberontak yang selalu dipandang sebagai kelompok anak baik berubah menjadi sekelompok tentara “asli” dimana mereka juga melakukan hal-hal kotor untuk mencapai kemenangan. Tidak hanya itu saja, disini tentara pemberontak patut dijuluki sebagai pahlawan, dimana mereka bisa melawan sepasukan penuh tentara kerajaan dengan pesawat yang terbatas, dan tanpa takut menerobos garis depan dengan gagah berani tanpa ada rasa takut sedikitpun. Banyak aksi gila yang membuat saya terpukau, ditambah dengan efek-efek yang gemilang dan musik yang pas membuat suasana perang galaksi begitu terasa.
Selain itu yang paling membuat saya salut dari film ini karena mereka berhasil menciptakan sesosok Darth Vader kembali. Jika dahulu hanya terlihat memiliki aura kharismatik saja dan gaya pertarungannya yang kurang meyakinkan, tetapi disini, Darth Vader seolah terlahir kembali, dan mengingatkan kita bahwa Darth Vader adalah sosok yang sepatutnya ditakuti. Kengerian para tentara kerajaan ketika bertemu Darth Vader begitu terasa disini, horor yang ia ciptakan dengan pedang lasernya yang menyala-nyala dan suara yang ditimbulkan pedang itu ketika digunakannya membantai membuat bulu kuduk saya berdiri selama 2 menit, this is Vader what should be, this is Sith what Jedi afraid of, he is reason why Empire can create so much fear in the Galaxy.
Score : 8.6
Tidak ada komentar: